analisadaily.com
18 September 2017
http://harian.analisadaily.com/aceh/news/petani-sawit-diajak-beralih-tanam-pinang/417063/2017/09/18
Lhokseumawe, (Analisa). Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib mengajak masyarakat meninggalkan kelapa sawit dan beralih menanam komoditi pinang yang dinilai lebih menguntungkan. Bupati menilai dari sisi harga sawit sering turun kala panen berlimpah dibandingkan pinang kering.
Untuk itu, Pemkab Aceh Utara menyatakan akan terus mendorong dan mendukung masyarakat petani agar melakukan budidaya tanaman pinang termasuk mengupayakan bantuan bibit pinang untuk petani.
Kabupaten Aceh Utara memiliki prospek dan potensi besar di sektor pertanian dan perkebunan. Oleh sebab itu, lahan-lahan kosong dan masih terlantar di daerah pedalaman digarap dan ditanam pinang.
“Kita tetap fokus di sektor pertanian,” ujarnya di sela-sela gerakan tanam penangkaran bawang merah di Gampong (Desa) Ulee Nyeu, Kecamatan Banda Baro, Aceh Utara, Kamis (14/9).
Pada kesempatan itu, Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib menerima alat pencongkel pinang dari Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh Hasanuddin Darjo. Melalui alat tersebut diharapkan kala Muhammad Thaib pensiun sebagai bupati bisa menjadi toke pinang. “Saya juga akan cek rumah para mantri tani, kalau tidak ada satu pohon pinang yang ditanam, siap-siap dipindahkan,” ujarnya tersenyum.
Bupati meyakini masyarakat melakukan budidaya pinang akan lebih cepat dalam meningkatkan kesejahteraan, terutama bagi masyarakat di daerah pedalaman.
Dijelaskan, pembangunan Aceh Utara saat ini diarahkan pada peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dia mengakui selama ini proposal pembangunan meunasah (surau) dan masjid sering masuk tetapi yang penting adalah membangun SDM sehingga masjid dan meunasah yang telah dibangun selalu dipenuhi oleh para jemaah.
Menurutnya, jemaah memadati masjid hanya pada hari raya Idulfitri dan Iduladha sedangkan pada hari Jumat juga dinilai belum termasuk penuh oleh jemaah. Oleh sebab itu, pembangunan SDM lebih diutamakan dari pada membangun infrastruktur jalan yang berlumpur.
Bupati juga mengingatkan para keuchik (kepala desa) untuk membangun rumah duafa dengan menggunakan dana desa, karena itu sudah menjadi peraturan bupati yang harus dijalankan.
Dikatakan sedikitnya di Aceh Utara 5.000 unit rumah untuk kaum duafa harus dibangun. “Rumah yang dibangun harus benar-benar memprihatinkan, kalau atapnya seng, itu rumah kaya,” tegasnya. (kdn)