KINERJA KUARTAL III/2017 Emiten Sawit Masih Solid
Kategori : Berita DMSI Posted : Rabu, 08 November 2017

Bisnis Indonesia

Oleh: Hafiyyan

8 November 2017

 

KINERJA KUARTAL III/2017

Emiten Sawit Masih Solid

 

JAKARTA - Mayoritas emiten sawit membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sepanjang Januari-September 2017, didorong oleh peningkatan produksi yang berimbas peningkatan penjualan.

 

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, 12 emiten sawit yang telah menyampaikan laporan keuangan per September 2017 mencatatkan total pendapatan kumulatif sebesar Rp79,21 triliun, naik 25,15% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp63,22 triliun. Adapun, total laba bersih meningkat tipis 5,34% yoy menjadi Rp3,88 triliun dari sebelumnya Rp3,68 triliun.

 

Sepuluh emiten berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan sampai kuartal III/2017, sedangkan 2 lainnya, yakni PT Provident Agro Tbk. (PALM) dan PT Jaya Agra Wattie Tbk. (JAWA), mengalami penurunan penjualan. Adapun, dua emiten, yaitu PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) dan PALM, mencatatkan pelemahan laba secara yoy. Namun, masih ada 4 emiten yang mencatatkan rugi bersih.

 

Adapun, perusahaan milik Grup Salim, PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) membukukan penjualan CPO per September 2017 sebesar 654.000 ton, naik 11% yoy dari sebelumnya 587.000 ton. Dari sisi produksi, pasokan baru Tandan Buah Segar (TBS) naik 11% yoy menuju 3 juta ton. Hasil panen dari kebun inti mencapai 2,3 juta ton, tumbuh 12% yoy, sedangkan selebihnya berasal dari pihak eksternal.

 

"Produktivitas sebagian besar terjadi seiring dengan pemulihan setelah dampak El Nino pada 2016," papar manajemen SIMP.

 

Anak usaha SIMP, yakni PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP), mencatatkan penjualan sampai kuartal III/2017 senilai Rp3,57 triliun, naik 36,6% yoy dari sebelumnya 2,62 triliun.

 

 

 

 

PENINGKATAN PRODUKSI

 

Sementara itu, Head Of Investor Relations PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) Michael Kesuma menyampaikan, kondisi cuaca yang lebih bersahabat sepanjang 2017 memang meningkatkan produksi perseroan. Tahun lalu, cuaca kering akibat El Nino membatasi hasil panen.

 

Hingga kuartal III/2017, produksi TBS inti perseroan naik 38% yoy menjadi 628.959 ton, dan TBS eksternal tumbuhan 81% menuju 452. ton. Pasokan baru minyak sawit juga meningkat 53% yoy menjadi 244.144 ton, dan inti sawit naik 59% yoy menuju 50.531 ton.

 

Selain itu, kinerja perseroan didukung oleh menanjaknya kembali harga CPO. Pada awal tahun, harga mencapai level 3.000-an ringgit per ton, kemudian terperosok ke 2.400 ringgit per ton di pertengahan 2017. Kini, harga kembali menanjak di kisaran 2.700 ringgit - 2.800 ringgit per ton.

 

"Harga CPO banyak dipengaruhi sentimen global. Salah satunya ialah pemulihan produksi yang tidak secepat perkiraan. Jadi, kami mendulang untuk sekaligus dari kenaikan produksi dan peningkatan harga," tuturnya kepada Bisnis.  

 

Analis Senior Mirae Aset Sekuritas Andy Wibowo Gunawan menuturkan , pendapatan emiten perkebunan semakin meningkat akibat pertumbuhan produksi yang dipicu perbaikan kondisi cuaca. Namun, pada kuartal IV/2017 cuaca hujan deras dapat mengganggu pengoperasian bisnis kelapa sawit, sehingga volume produksi berpotensi menurun.

 

Mirae memberikan rekomendasi hold untuk saham LSIP dengan target Rp1.500. Adapun, saham SGRO mengalami downgrade, sehingga investor disarankan melakukan aksi jual dengan target Rp2.100.

 

Sementara itu, BCA Sekuritas dalam publikasi risetnya menuliskan, produksi AALI akan mencapai puncaknya pada kuartal IV/2017. Pendapatan perusahaan juga berpotensi semakin menebal akibat meningkatnya permintaan menjelang perayaan Tahun Baru dan Imlek.

 

"Namun, harga CPO global diperkirakan mengalami tren menurun sampai akhir tahun, sehingga menjadi tantangan bagi emiten sawit termasuk AALI," paparnya.

 

BCA Sekuritas memberikan rekomendasi beli terhadap saham AALI dengan target Rp18.000. Pada perdagangan Selasa (7/11), saham milik Group Astra itu turun 150 poin atau -1,02% menjadi Rp14.525.

Bagikan

RELATED POST

Event

Pengunjung