Usul BUMN Buka Pelabuhan & Tangki CPO di Pakistan dan Rusia Dipelajari
Kategori : Berita DMSI Posted : Senin, 12 Juni 2017

Kelapa sawit. - Bloomberg/Taylor Weidman

bisnis.com

12 Juni 2017

Oleh : Sri Mas Sari

http://industri.bisnis.com/read/20170612/99/661648/usul-bumn-buka-pelabuhan-tangki-cpo-di-pakistan-dan-rusia-dipelajari

Usul BUMN Buka Pelabuhan & Tangki CPO di Pakistan dan Rusia Dipelajari

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian BUMN mempelajari kemungkinan perusahaan pelat merah membuka pelabuhan dan tangki CPO di Pakistan dan Rusia untuk memenetrasi pasar nontradisional lebih dalam.

Deputi Bidang Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro mengatakan, BUMN perkebunan sawit bahkan dapat mendirikan trading house di kedua negara selain pelabuhan dan tangki.

Trading house itu serupa PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN), anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara lll (PTPN III), yang memasarkan berbagai komoditas yg diproduksi oleh induk perusahaannya.

"Yang perlu dipastikan adalah besarnya demand atas CPO di Pakistan, India, dan Rusia. Setahu kami cukup besar. Pasar ini juga lebih tidak banyak persyaratan dibanding pasar Eropa dan AS," katanya, Senin (12/6/2017).

Sementara itu, Kementerian Perdagangan melihat adanya peluang yang baik bagi ekspor CPO jika Indonesia dapat berinvestasi pelabuhan di Pakistan.

“Terutama untuk menyiapkan Pakistan sebagai hub untuk Eropa Timur,” kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan.

Sebelumnya, Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) mengusulkan agar BUMN membuka pelabuhan khusus dan mendirikan tangki CPO di Pakistan dan Rusia agar Indonesia tak bergantung lagi pada pasar Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Wakil Ketua DMSI Sahat Sinaga mengatakan langkah itu untuk menyiasati hambatan perdagangan ke sejumlah pasar tradisional CPO dan turunannya, seperti Eropa dan AS yang selama ini meniupkan kampanye hitam maupun mengenakan hambatan tarif.

Adapun menggarap pasar nontradisional yang daya belinya tidak cukup tinggi dapat dilakukan dengan melayani pembelian secara ritel. Langkah itu dapat ditempuh dengan membuka pelabuhan dan mendirikan tangki di negara tujuan.

Selama ini, eksportir mengapalkan CPO dan turunannya dalam volume besar hingga di atas 1.000 ton. Jika mendirikan tangki di negara tujuan, eksportir dapat melayani pembelian dalam volume puluhan atau ratusan ton.

DMSI mencatat pengapalan CPO dan turunannya ke Pakistan 1,2 juta ton per tahun, sedangkan Rusia 350.000 ton.

Editor : Bunga Citra Arum Nursyifani

Bagikan

RELATED POST

Event

Pengunjung